Kemungkinan besar Anda belum pernah melihatnya
Tikus mol buta sangat jarang pergi ke tanah. Terkadang, anjing dapat menggali liangnya dan Anda akan sangat terkejut menemukan penghuni seperti itu di taman Anda!
Bayangkan saja, 20 tikus mol dapat hidup hanya di satu hektar tanah. Setiap tikus selalu menggali lorong dan pintu keluar yang besar. Mereka biasanya tidak tinggal di tanah yang dibajak, karena mereka menghindari kebisingan dan getaran mesin pertanian, tetapi mereka dapat menetap di kebun. Jadi apabila tikus mol bersarang di kebun Anda, kemungkinan besar Anda akan mengalami gagal panen… dan jangan berharap Anda dapat melihat bunga yang mekar di kebun Anda — karena mereka akan melahap semuanya!
Arsitek secara alami
Bayangkan saja, binatang buas ini menghabiskan hampir seluruh hidupnya di bawah tanah untuk menggali lubang. Mereka hidup secara individu dan setiap tikus tanah menggali tidak hanya satu liang, tetapi seluruh sistem lorong bercabang di bawah tanah. Umumnya, lubang itu terdiri dari dua tingkat; bagian atas sedalam 20 sentimeter; di sini tikus mondok mengumpulkan dan membawa makanannya ke “tempat penyimpanan” di tingkat yang lebih rendah, dengan kedalaman 3-4 meter. Pada musim dingin, rata-rata satu hewan menghasilkan hingga 10 kilogram cadangan makanan. Lubang yang terbentuk setelah penggalian semacam itu disebut 'slepyshiny'.
Tikus-tikus terbesar di dunia
Jika Anda harus membayangkan hewan-hewan paling dibenci di dunia, pasti tikus termasuk salah satu di antaranya – terutama tikus raksasa.
Tikus sering dianggap sebagai makhluk pembawa penyakit yang berkeliaran di kegelapan kota.
Spesies yang paling sering dikenal adalah tikus cokelat (Rattus norvegicus) dan tikus hitam yang sedikit lebih kecil (Rattus rattus), keduanya hidup di semua benua kecuali Antartika.
Sumber gambar, Daniel Heuclin naturepl.com
Mimpi buruk seolah menjadi kenyataan saat setiap beberapa bulan muncul foto menakutkan di media akan tikus berukuran raksasa. Namun sebenarnya, kota bukanlah tempat terbaik untuk mencari tikus-tikus terbesar.
"Sama sekali tak ada bukti bahwa tikus cokelat yang ditemukan di Inggris bertambah besar," kata Dougie Clarke dari University of Huddersfield, Inggris.
Clarke adalah pakar tikus super. Maksudnya bukan tikus yang kemudian menjadi sangat besar sampai bisa menjadi pelatih bela diri seperti halnya karakter dalam kartun TeenageMutant Ninja Turtles, tapi tikus-tikus yang sudah kebal racun yang dipakai oleh pengendali hama.
"Dalam penelitian kami yang melihat ratusan tikus cokelat dari seluruh penjuru Inggris, panjang maksimal 'tikus super' dewasa adalah 26 cm dengan panjang buntut 25 cm," kata Clarke. "Jadi tidak jauh berbeda dari rata-rata tikus cokelat."
Sumber gambar, Daderot CC0 1.0
"Laporan di media yang menyebutkan bahwa tikus cokelat menjadi semakin besar sebenarnya hanya trik foto dengan memegang tikus dalam posisi jauh dari badan atau spesies lain dari tikus peliharaan yang kabur," katanya.
Contohnya, tikus raksasa yang ditemukan dalam kondisi mati dekat taman bermain di Hackney, London pada Maret 2016 disebut sama besarnya dengan anak-anak kecil yang suka main di sana. Karena faktor perspektif, benda yang tampak dekat dengan kamera terlihat lebih besar daripada objek yang lebih jauh, tikus itu terlihat sangat besar.
Namun trik kamera tersebut dibongkar oleh orang-orang skeptis yang mengukur ulang jarak objek, ternyata panjang tikusnya hanya standar.
Tapi tetap saja, jika karya fiksi bisa menjadi ukuran, maka rasa penasaran kita terhadap tikus raksasa sebenarnya cukup mendalam. Meski hanya disebut sekilas di satu cerita Sherlock Holmes, "tikus raksasa Sumatra" adalah legenda.
Dalam kenyataannya, ada dua jenis spesies tikus yang bisa menjadi inspirasi referensi tersebut.
Tikus bambu Sumatra (Rhizomys sumatrensis) yang panjangnya bisa 50cm dari hidung sampai ujung buntut.
Sumber gambar, John Gerrard Keulemans
Meski mirip tikus cokelat, tapi panjang ekor tikus bambu Sumatra hanya 12cm dari panjang totalnya. Jadi tikus yang gendut ini beratnya bisa mencapai 4kg, atau sama seperti kucing rumahan, menurut dokumen spesies yang terbit pada 1936.
Kandidat tikus besar lain adalah tikus gunung raksasa Sunda (Sundamys infraluteus), digambarkan sebagai spesies pemakan segala berukuran besar yang hidup di hutan-hutan pegunungan.
"Sundamys infraluteus bisa mencapai 60cm, tapi beratnya tak sampai 500gram karena morfologi tubuh yang berbeda," kata Raquel López Antoñanzas dari University of Bristol, Inggris, yang mempelajari evolusi hewan pengerat.
Pembahasan soal hewan pengerat berukuran luar biasa pastinya akan menyebut Capybara dari Amerika Selatan, tapi secara kekerabatan, capybara lebih dekat ke Guinea pig daripada tikus. Untuk menghindari kekeliruan, famili yang harus kita soroti adalah Muridae, atau dikenal juga sebagai tikus dan hewan pengerat dari masa lalu.
Salah satu yang terpanjang adalah tikus berkantung Gambia, yang panjangnya bisa mencapai hampir 90cm dari hidung sampai ujung ekor dan beratnya mencapai 1,4 kg. Ukurannya itulah yang membuat tikus ini populer sebagai hewan peliharaan, tiga kali lebih berat daripada tikus biasa yang sering menjadi hewan peliharaan – yang biasanya adalah tikus cokelat yang dijinakkan.
Sumber gambar, Daniel Heuclin naturepl.com
Selain memunculkan mitos tentang tikus raksasa di selokan, tikus berkantung Gambia yang lepas dari kandang peliharaan juga menimbulkan kekhawatiran di Florida Keys, tempat di mana mereka disebut spesies yang mendominasi. Mereka juga dikaitkan dengan penyebaran cacar monyet di Amerika Serikat pada 2003.
Meski begitu, di Afrika, tikus berkantung ini memiliki pengagum. Organisasi non-pemerintahan Apopo tengah merintis upaya untuk memaksimalkan penggunaan kecerdasan dan daya penciuman tajam tikus tersebut. Tikus berkantung Gambia disebut tikus pahlawan, karena jika dilatih secara khusus, tikus ini bisa mendeteksi ranjau darat dan bahkan TBC.
"Meski sebagian besar tikus memenuhi syarat kecerdasan dan sensitivitas penciuman, kami memilih tikus raksasa berkantung Afrika karena masa hidup mereka yang panjang dan adaptasinya terhadap situasi di Afrika," kata Abdulllah Mchomvu, manajer pelatihan untuk tikus pendeteksi ranjau darat di Tanzania.
"Mereka memiliki penciuman yang sensitif dan bisa dilatih untuk mendeteksi target penciuman tertentu. Dan pada tikus-tikus pendeteksi ranjau darat yang saya latih, mereka tidak terlalu berat sehingga tak akan memicu bom tapi ukuran mereka tak terlalu kecil dan mudah dilatih."
Untuk menemukan spesies yang bisa melebihi ukuran tikus Gambia, kita harus melihat ke Asia: terutama di pulau-pulau di mana keseimbangan ekologi memungkinkan variasi ukuran yang luar biasa.
Sumber gambar, Stuart Hay ANU
Di Filipina, ada sekelompok hewan pengerat yang dikenal dengan tikus awan raksasa, karena hidup di atas pohon. Dari kelompok ini, tikus awan raksasa dari Luzon Utara (Phloeomys pallidus) adalah yang terbesar karena panjangnya mencapai 75cm, dan beratnya mencapai 2,6kg.
Yang juga sama besarnya adalah tikus berbulu raksasa dari New Guinea, Mallomys. Satu spesies, yang ditemukan di gunung api yang sudah mati pada 2009 dan dikenal sebagai tikus berbulu Bosavi, panjangnya mencapai 82cm dan beratnya 1,5kg.
Sejak menemukan raksasa ini, Kristofer M Helgen dari Smithsonian Institution sudah sibuk mengevaluasi tikus raksasa berbulu ini. "Spesies tikus terbesar mungkin adalah Mallomys gunung, yang hidup di permukaan tanah yang sangat tinggi di pegunungan di barat Nugini, dan beratnya mencapai 2 kilo atau lebih," katanya.
Temuan terbaru dari pulau tikus raksasa adalah yang paling mengagumkan.
Pada 2015, Julien Louys dan koleganya dari Australian National University mendapat temuan terpenting dari tikus terbesar yang pernah ada. Raksasa ini ditemukan di Timor, Indonesia, dan disebut besarnya seukuran anjing. Tapi tikus ini tak lagi hidup: hanya sisa fosilnya saja yang ditemukan.
Peneliti mengidentifikasi tujuh spesies tikus raksasa yang sudah punah, yang terkecil beratnya diperkirakan 1,5kg dan yang terbesar 5kg; sama seperti dachsund miniatur.
Tulang-tulangnya ditemukan oleh arkeolog yang tengah menelusuri aktivitas manusia di pulau tersebut. Penghuni pulau tersebut tampaknya suka makan tikus, karena tulangnya terlihat gosong dan digerogoti. Tapi menurut Louys, meski diburu, tikus hidup berdampingan dengan manusia selama 40.000 tahun.
Dia mengaitkan kepunahan tikus dengan munculnya peralatan logam, sehingga mengindikasikan bahwa hutan yang menjadi habitat tikus-tikus ini ditebangi oleh manusia yang mengeksploitasi kayu cendana yang terkenal di kawasan tersebut.
Jika benar, maka ini adalah sebuah peringatan. Banyak dari tikus raksasa yang tersisa rentan terhadap ancaman kerusakan habitat.
Ternyata bukan penghuni kota yang dirugikan oleh tikus raksasa, justru pembangunan manusialah yang mengancam legenda hidup ini.
Beberapa dilindungi
Spalax yang lebih besar adalah spesies yang sangat umum. Para penggemar tanaman terus-menerus membasmi mereka dan sering kali gagal. Mereka tidak takut pada apa pun kecuali suara. Sehingga para pembasmi hanya menggunakan perangkat khusus yang dapat mengeluarkan suara dan getaran.
Sementara itu, Spalax raksasa yang ada di alam liar (dan perkebunan) mulai terancam punah — bahkan terdaftar dalam ‘Buku Merah Spesies yang Terancam Punah’.
Tentu saja, Anda tidak boleh menangkap atau mencoba membunuhnya — seperti semua hewan liar, mereka tidak menyukai manusia, dapat menggigit dan menjadi pembawa penyakit berbahaya.
Selain tikus mol raksasa, apa saja binatang unik Rusia yang hampir punah? Simak selengkapnya di sini!
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Willem Cornelis van Heurn yang tinggal di pedesaan Belanda abad lalu mengumpulkan tikus tanah. Koleksi itu mengungkap perbedaan ukuran, bentuk, dan kilap kulitnya. Kisah koleksi spesimen dibahas di NGI Januari 2014.
Kura-Kura Leher Ular Rote Terancam Punah, Masyarakat Jadi Kunci Konservasi
- Intelijen militer Rusia kini tengah menguji mata-mata baru, Agen Squek. Berbulu putih, agen ini bukanlah seorang manusia atau anjing, hewan yang biasa menjadi pelacak jejak. Agen baru ini merupakan binatang pengerat alias tikus.
Meski berukuran mini, tikus dipercaya berpotensi unggul dalam mendeteksi bahan peledak, amunisi, serta mengendus jejak manusia. Mirip seperti anjing. "Untuk operasi bawah tanah, tikus adalah agen yang sangat lihai," kata pakar Rusia, seperti yang dilansir Mail Online.
Bahkan, sumber di Moskow menyatakan, pihak militer Israel telah memakai tikus untuk menghadang kejahatan terorisme. Bila berhasil melewati serangkaian tes menuju lokasi rahasia, agen tikus ini bisa menjadi anggota dinas rahasia Rusia. "Mereka akan dijuluki honeytraps, bukan mousetraps," kata surat kabar Izvestia.
Kata spesialis teknis dan pusat keamanan EVRAAS di Moskow, Anton Venediktov, tikus dapat belajar mendeteksi bau zat tertentu. Bila mengendus bebauan itu, si tikus akan berlari ke dalam kandang. Kemudian membuat pose tertentu. "Tikus dapat dilatih memberikan sinyal soal bau senjata, bahan peledak, obat-obatan, serta tubuh manusia," kata Venediktov.
Kenapa Rusia memilih tikus sebagai agen intelijen? Kata Venediktov, binatang pengerat ini memiliki sistem saraf pusat yang cukup sederhana dibandingkan hewan lain. Artinya, tikus tidak begitu rentan akan perubahan hati atau stres emosional. Membuat perilaku mereka jauh lebih stabil.
"Mereka dapat bergaya seperti agen 007," kata Venediktov. "Bahkan, agen tikus mampu melakukan 150 tugas, dalam sebulan, dengan waktu 6-8 jam dalam tiap sif-nya."
Perangkat lunak tikus tanah untuk membangun model dunianya akan disesuaikan untuk penggunaan bawah tanah.
Программа крота будет построена для модели мира под землей.
Willem Cornelis van Heurn yang tinggal di pedesaan Belanda abad lalu mengumpulkan tikus tanah. Koleksi itu mengungkap perbedaan ukuran, bentuk, dan kilap kulitnya. Kisah koleksi spesimen dibahas di NGI Januari 2014.
Tragedi Dosa Kesombongan Antigone dan Polynices dalam Mitologi Yunani
Hewan pengerat dari bawah tanah — dengan gigi besar, mata yang berhenti berkembang, dan hasrat untuk terus menggali. Temui fenomena evolusi ini.
Sebagian besar hewan pengerat Spalax, atau ‘slepyshi’ ("orang buta") menghuni Eropa Timur dan Asia. Di Rusia, mereka hidup bahkan di daerah permafrost (tanah yang membeku).
Tikus mol terbesar
Tikus-tikus mole yang buta, wilayah Laut Hitam, 1837.
Dua spesies tikus mole hidup di Rusia — dengan ukuran lebih besar (berukuran biasa) dan yang raksasa. Kedua spesies ini lebih besar dari kerabatnya: Spalax yang berukuran besar bisa mencapai berat 700 gram, sedangkan Spalax raksasa dapat tumbuh lebih dari 1 kg. Ini 10 kali lebih besar dari bobot rata-rata tikus mole!
Tikus mol besar tersebar luas di Volga Oblast, Kaukasus Utara, dan stepa selatan Rusia. Sementara tikus mole raksasa tidak hanya ditemukan di sana, tetapi di daerah pegunungan Ural, bahkan termasuk tanah permafrost. Beberapa ilmuwan membedakan mereka sebagai spesies terpisah dari Uralian Spalax.
Ketika melihatnya, tampaknya tikus mondok hanya menutup matanya. Namun faktanya, tikus itu tidak memiliki mata sama sekali — meskipun terdapat tempat di mana mata biasa ditempatkan.
Tidak membutuhkan mata, karena ia hidup di bawah tanah sepanjang waktu, memakan akar tanaman. Yang dibutuhkannya untuk hidup hanyalah telinga yang tersembunyi di balik bulu abu-abunya, dan gigi depan yang besar, yang digunakannya untuk menggali dan makan.